Menurut Prof. Stella Chirstie (Ahli Kognitif-Guru Besar Tsinghua Beijing Tiongkok, Wakil Menteri Kemdiktisaintek (Kemenristekdikti)), penggunaan chat GPT berpotensi untuk merusak cara berpola pikir kreatif manusia. Oleh karenanya beliau berpesan kepada kita untuk berusaha tidak terbodohi atau merasa diperbudak oleh apa yang disampaikan oleh chat GPT secara penuh.
Chat GPT seharusnya hanya digunakan sebatas sebagai media menggali ide, sebagai media yang membantu kita dalam mencari ide untuk beberapa kondisi, salah satunya dalam berkonten kreasi. Ibarat kata, jangan buka payung bilamana cuaca tidak sedang hujan. Itulah yang dikutip oleh Deryansha, Host dari kanal Youtube Kasisolusi.
Dalam sebuah diskusi di Kasisolusi, Narasumber mengiyakan apa yang disampaikan oleh Deryansha. Narasumber sendiri juga memanfaatkan Chat GPT dalam kegiatan berkontennya, namun dia juga berusaha agar Chat GPT bukan menjadi kiblat utama ide agar ilmu berpikir dari diri sendiri tidak mendangkal. Dengan sikap pengelolaan seperti itu, sifat ketergantungan terhadap Chat GPT rendah, dan ide kreatif tetap berjalan secara optimal.